Oleh
Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
KEHANCURAN UMAT NABI LUTH
Nabi Luth 'Alaihissalam pergi meninggalkan tempat tinggal pamannya, yaitu Nabi
Ibrahim, dan kemudian tinggal di kota Sadum (Sodom) di Palestina.
Penduduk kota ini adalah penganut paganisme dan melakukan kemungkaran yang belum pernah dilakukan satu umat pun sebelum mereka.
Kemungkaran apa yang mereka lakukan? Yaitu mereka melakukan hubungan
seksual sejenis (homo seksual). Nabi Luth telah mendakwahi mereka untuk
beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan kemungkaran tersebut,
namun mereka manolaknya.
Ketika Allah ingin menghancurkan mereka, maka Allah mengutus para
malaikatnya dalam bentuk pemuda yang bertamu kepada Nabi Luth. Dan
beliau pun merasa sempit, sebab kaumnya tidak akan membiarkan para
tamunya begitu saja. Terjadilah perdebatan antara beliau dengan kaumnya yang Allah abadikan dalam firman-Nya:
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
"Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang amat sulit'."
وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا
يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ ۚ قَالَ يَا قَوْمِ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ
أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي ۖ
أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ
"Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu
mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: 'Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka
bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku
terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal'."
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
"Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak
mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu
tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki'."
قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ
"Luth berkata: 'Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu)
atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku
lakukan)'."
قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ
فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ
أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ
مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
"Para utusan (malaikat) berkata: 'Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu
kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut
kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang
tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa adzab yang
menimpa mereka, karena sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka
ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat'." [QS Hud/11:77-81]
Maka berangkatlah Nabi Luth bersama keluarganya meninggalkan kota
tersebut. Menurut Ibnu Katsir rahimahullah, keluarga yang mengikuti Nabi
Luth adalah kedua putri beliau saja.[1]
Ketika terbit matahari datanglah adzab Allah 'Azza wa Jalla kepada kaum Nabi Luth 'Alaihissalam. Allah berfirman:
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
"Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri
kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi."
مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
"Yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim." [QS Hud/11:82-83]
Demikianlah siksaan dan bencana, ia akan menimpa kepada orang yang berbuat zhalim. Mengapakah kita tidak mengambil pelajaran?
KEHANCURAN UMAT NABI SYU'AIB
Umat Nabi Syu'aib adalah penduduk kota Madyan yang menyembah pohon al-Aikah dan senang berbuat curang dalam takaran dan timbangan. Oleh karena
itu Allah mengutus Nabi Syu'aib 'Alaihissalam untuk mengajak mereka menyembah Allah
dan meninggalkan perbuatan buruk tersebut. Namun mereka menolak ajakan
tersebut. Allah mengisahkan dalam firman-Nya:
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا
اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ
عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ
"Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu'aib. Ia
berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Ilah bagimu
selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan,
sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan
sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan adzab hari yang membinasakan
(kiamat)'."
وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا
تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ
مُفْسِدِينَ
"Dan Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan
dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat
kerusakan'."
بَقِيَّتُ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ
"Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu
orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu."
قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ
آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ
لَأَنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
"Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, apakah shalatmu (agamamu) menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu
adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal'."
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي
وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ
إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا
اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ
وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
"Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Rabbku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rizki
yang baik (patutkah aku menyalahi perintahnya). Dan aku tidak
berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak
bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan
(pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nya-lah aku kembali'."
وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا
أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ ۚ وَمَا
قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ
"Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu)
menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa adzab seperti yang
menimpah kaum Nuh atau kaum Shalih, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh
(tempatnya) dari kamu."
وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
"Dan mohonlah ampun kepada Rabbmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih."
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا
لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا
أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
"Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu
seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu
tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang
berwibawa di sisi kami'."
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ
وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
"Syu'aib menjawab: 'Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut
pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang
terbuang di belakangmu. Sesungguhnya (pengetahuan) Rabbku meliputi apa
yang kamu kerjakan'."
وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ سَوْفَ
تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ ۖ
وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ
"Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu,
sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa
yang akan ditimpa adzab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan
tunggulah adzab (Rabb), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu'."
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
"Dan tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang
yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan
orang-orang yang zhalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur,
lalu jadilah mereka bergelimpangan di tempat tinggalnya."
كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۗ أَلَا بُعْدًا لِمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ
"Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa."
[QS Hud/11:84-95]
Dalam surat al-A'raf/7 ayat 91-92, Allah menceritakan kehancuran kaum Nabi Syu'aib dengan gempa dalam firman-Nya:
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka."
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَا
"(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum
pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka
itulah orang-orang yang merugi."
Juga dalam surat asy-Syu'ara/26 ayat 189-190, Allah menjelaskan kehancuran mereka dengan firman-Nya:
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
"Kemudian mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa adzab pada
hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang
besar."
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman."
Demikianlah kaum Nabi Syu'aib 'Alaihissalam, mereka diadzab dengan tiga
adzab sekaligus. Yaitu gempa, suara keras mengguntur dan awan gelap yang
menaungi mereka. Semua itu disebabkan karena kekufuran dan kemaksiatan
mereka.
KEHANCURAN KAUM SABA'
Diantara kaum yang diadzab Allah adalah kaum Saba'. Kisah mereka
diabadikan dalam al-Qur'an untuk dijadikan pelajaran bagi kita. Allah Ta'ala
berfirman:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ
وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat
kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (Kepada mereka dikatakan): 'Makanlah olehmu dari rizki yang
(dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun'."
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ
بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ
مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon
Sidr."
ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
"Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.
Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya
kepada orang-orang yang sangat kafir."
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى
ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ ۖ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ
وَأَيَّامًا آمِنِينَ
"Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami
limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami
tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah
kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman."
فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ
فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ ۚ إِنَّ فِي
ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
"Maka mereka berkata: 'Ya Rabb kami jauhkanlah jarak perjalanan kami', dan
mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah
mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
setiap orang yang sabar lagi bersyukur." [QS Saba'/34:15-19]
Demikianlah Allah hancurkan Negeri Saba' yang makmur dan sentosa dengan
banjir yang besar, sehingga kebun-kebun mereka hancur berantakan dan
hanya ditumbuhi pohon-pohon Atsl dan Sidr. Ini semua menjadi pelajaran
berharga bagi umat manusia.
PELAJARAN BERHARGA
Dari kisah-kisah umat-umat terdahulu, ternyata bencana dan musibah
ditimpakan pada suatu umat karena perbuatan maksiat. Hal ini dijelaskan
juga dalam banyak hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, di
antaranya dalam hadits Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبُو أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ أَبِي مَالِكٍ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ
بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ
الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا
فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي
أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ
وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ
إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ
يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا
سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ
مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ
وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ
بَيْنَهُمْ
"Hai orang-orang Muhajirin, lima perkara; jika kamu ditimpa lima perkara
ini, aku mohon perlindungan kepada Allah agar kamu tidak mendapatinya.
(1) Perbuatan keji (seperti: bakhil, zina, minum khamr, judi, merampok
dan lainnya) tidaklah dilakukan pada suatu masyarakat dengan
terang-terangan, kecuali akan tersebar wabah penyakit tha'un dan
penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang dahulu yang
telah lewat. (2) Orang-orang tidak mengurangi takaran dan timbangan,
kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik, kehidupan susah, dan
kezhaliman pemerintah. (3) Orang-orang tidak menahan zakat hartanya,
kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya
bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. (4)
Orang-orang tidak membatalkan perjanjian Allah dan perjanjian Rasul-Nya,
kecuali Allah akan menjadikan musuh dari selain mereka (orang-orang
kafir) menguasai mereka dan merampas sebagian yang ada di tangan mereka.
(4) Dan selama pemimpin-pemimpin (negara, masyarakat) tidak menghukumi
dengan kitab Allah, dan memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan,
kecuali Allah menjadikan permusuhan di antara mereka."[2]
Oleh karena itu hendaknya kita semua kembali bertaubat dan meninggalkan
semua bentuk kemaksiatan, kembali berpegang teguh dan mengamalkan ajaran
Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan dipahami para
sahabat, tabi'in dan kaum salafush-shalih. Itulah jalan satu-satunya
terhindar dari kehinaan. Mudah-mudahan bermanfaat.
_______
Maraji':
1. Taisir al-Lathif al-Manan fi Khulashah Tafsir al-Qur'an, Syaikh
'Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Cetakan ke-3, Tahun 1414 H, Tanpa
penerbit.
2. Shahih Qashash al-Anbiya', Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali, Cetakan ke-1, Tahun 1422 H, Maktabah al-Furqan.
[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XI/1428H/2007M, Rubrik
Mabhats, Alamat Redaksi : Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo -
Solo 57183, Telp. 0271-5891016]
_______
Footnote
[1] Tafsir al-Lathif al-Mannan Fi Khulashah Tafsir al-Qur'an, halaman 152.
[2] HR Ibnu Majah no. 4019, al-Bazzar, al-Baihaqi dari Ibnu Umar.
Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 106 Shahih at-Targhib wat-Tarhib no. 764, Maktabah al-Ma'arif.
- sumber -
almanhaj.or.id